Disaat
kita berada pada puncak prestasi, biasanya tak sedikit teman yang mendekat,
datang dengan segala kesenangan dan seolah berlomba mencari perhatian. Namun
sebaliknya jika kita dalam posisi terpuruk dan butuh uluran pertolongan, teman
satu persatu menjauh meninggalkan seolah menghilang, seakan tak kenal enggan
mau berbagi kesedihan. Rasanya tidak ada satu teoripun yang bisa dipakai untuk
memilah
untuk memilih agar dapat membedakan mana teman sejati yang setia dalam suka
duka dengan teman dalam senang begitu teramat sulit, dibutuhkan waktu untuk
mempelajari mana teman yang baik buat kita dan mana yang tidak, karena ternyata
teman sangat berpengaruh besar terhadap masa depan dan kehidupan seseorang.
Fitrah manusia memang cenderung ingin meniru tingkah laku dan kebiasaan
temannya. Teman yang baik memberikan pembiasaan yang baik, dan teman yang buruk
niscaya sedikit demi sedikit menularkan keburukannya pula. Dan tidak bisa
dipungkiri bahwa teman merupakan cermin pribadi seseorang. Dengan kata lain,
seseorang tidak akan jauh dari pribadi teman dekatnya.….. Berhati hatilah dalam
memilih teman, hanya pengalaman dan instropeksi diri yang mampu menjawabnya.
Teman yang baik saat senang saling berbagi, saat sulit saling membantu….
“Bergaul dengan tukang minyak wangi akan kecipratan wanginya. Bergaul dengan ‘pandai besi’ akan terpercik apinya.”
“Bergaul dengan tukang minyak wangi akan kecipratan wanginya. Bergaul dengan ‘pandai besi’ akan terpercik apinya.”