Sabtu, 26 Januari 2013

BUNDA



Bismillaahirrahmaanirrahiim.



Bunda……
Sepuluh Tahun Telah Kepergian-mu
Tuk Selamanya…
Terbayang Semuanya  sepuluh tahun yang lalu
Aku tak mampu mengantar kepergianmu
Langit mendung turut berduka
Orang-orang riuh rendah bercerita
Tentang segala amal kebaikanmu

Masamu penuh suka dan duka
Aku datang kepadamu, ibu
Semilir di Makam Tanah Kusir  dan nisanmu
Aku menangis dan berdoa
Mengenang segala salah dan dosa kepadamu

Kepergianmu seketika mendewasakan aku
Mengajarkan aku betapa penting arti hidup itu
Untuk menjadi berguna bagi sesama

Kepergianmu mengajarku
Bagaimana harus mencintai dan menyayangi
Bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar
Bagaimana harus berjuang demi anak-anaknya
Hingga saat terakhir hayatmu
Engkau terus berdoa demi kebahagiaan anak-anakmu

Hari ini aku menemuimu, ibu
Lewat sebait puisi untuk mengenangmu
Bila datang saatnya nanti
Kan kuceritakan segala ketangguhan dan kesabaranmu
Bersama embun fajar kemarau ku sertakan untaian doa
Semoga engkau mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya


Ingin ku katakan
Kepergianmu adalah kesedihan
Dalam hatiku
Untuk mewujudkan syukur dan
Sabar dalam kalimat do’a



Bunda...

-Bidadari dunia, Dunia bidadari-

Bidadari Duniaku,

Pagi yang sejuk, tak sesejuk tatapan teduhmu.
Siang yang panas, tak cukup mewakili kehangatan kasih sayangmu.
Malam yang gelap terkalahkan oleh sinar ketulusanmu.
Kaulah bidadari dunia ku, yang tak pernah terlambat membahagiakanku, yang marahnya tak pernah tulus, yang kasih sayangnya tak bertepi, yang kilauan sinar keihklasannya melebihi matahari, yang pengorbanannya melebihi luas seisi bumi.
Kaulah bidadari duniaku, yang akan selalu hadir disetiap lantunan doa-doaku.

***
Dunia bidadariku,

Jika ada yang bertanya tentang duniamu, maka aku akan diam!
Engkau tahu kenapa ??
Karena bicaraku tak cukup untuk melukiskan kepada mereka betapa besarnya P E N G O R B A N A N mu.

Kedamaian duniamu ku renggut setiap waktunya, namun kau tetap tersenyum ikhlas.
Kau terlalu sibuk untuk memikirkan kebutuhanku, sedangkan aku ?? Sibuk minta dan meminta. Pernahkah barang sejenak kau berniat istirahat memikirkan masa depanku ??, aku rasa tidak !
Bagimu, bahagiaku adalah bahagiamu, sakitku adalah sakitmu, apa aku berfikir sejauh itu, Huh! Jarang bunda, maafkan aku.

Maafkan aku bunda yang dari awal sudah merepotkanmu, sebelum aku lahir kau berharap bisa memilikiku seperti orang tua pada umumnya dan ku tahu itu menguras air mata dan perasaanmu, kau berdoa setiap waktu tanpa berputus asa, dan setelah kau mengandungku, kau kembali direpotkan olehku membawaku kemanapun engkau pergi tanpa bisa menitipkanku kepada siapa pun, sebenarnya kau lelah dengan semua itu namun kau tak pernah menampakkan kelelahanmu bagimu dengan kehadiranku itu cukup mampu mengusir kelelahan itu. Subhanallaah bunda kau begitu mulia, muliamu melebihi bidadari syurga.

9 bulan sudah kau selalu membawaku menjelajahi dunia-Nya, kau ceritakan aku apa saja yang pernah kau lihat, aku dan kau adalah satu, apa yang kau lihat itulah yang ku dengar, apa yang kau rasa itulah yang kurasakan.
Bunda kau adalah aku dan aku adalah kau.

Ketika ketetapan itu telah tiba, aku harus hidup didunia meninggalkan dekapan hangatnya ruang sucimu. Pertanyaan penting muncul disana, apakah selamanya kita berada dalam satu rasa, seperti ketika kau mengandungku ?? Entahlah bunda ! Aku hanya bisa meminta maaf padamu.

Ketika kau melahirkanku, kau merasakan sakit yang luar biasa, kau rela mengorbankan jiwa ragamu, namun sekali lagi bayang-bayang kehadiranku mampu mengusir kesakitan itu. Subhanallaah Yaa Rabby apa itu belum cukup mampu membuka mata hatiku untuk tak membuat air matanya mengalir ?? Membuat bibir tulusnya berhenti berkeluh kesah karena ulahku ?? Astaghfirullaah bunda maafkan aku.

Aku pun sudah lahir, namun aku masih saja merepotkanmu, aku yang tak bisa apa-apa harus selalu bergantung setiap detiknya membutuhkan bantuanmu. Huh aku merepotkanmu lagi, lagi dan lagi.
maafkan aku bunda.
Jika aku harus menulis semua pengorbananmu dari lahir hingga dunia berakhir mungkin aku tak akan bisa karena pengorbananmu begitu besar, kini tak ada alasan untuk tidak berbakti kepadamu. Lalu dengan apa aku bisa membalasnya jika dunia dan isinya pun tak mampu membalasnya ?? Hanya kata maafku dari hati yang terdalam yang bisa ku ucapkan untukmu, maafkan aku bundaku tersayang maafkan aku bidadari duniaku, maafkan aku yang selalu merenggut kebahagiaan duniamu,
maafkan aku bidadari duniaku, yang selalu merepotkanmu.
Aku sayang, sayang, sayang padamu. I do Love you more than I Love My Self.

Terimakasih Ibu kau adalah guru pertamaku, Thanks Mom, Syukron Ummi.

Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya), dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan). [Luqman 31:14]

Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah. [al-Ahqaf 46:15]

Salam Ukuwah Fillaah :