~♡Bissmillahirrahmanirrahim.
Setan memiliki 1001 cara untuk menjerat manusia ke dalam perangkapnya,
menggunakan berbagai macam strategi untuk menjeremuskan manusia ke dalam
kenistaan.
Setan tahu persis kelemahan manusia yang cenderung
memperturutkan hawa nafsu, dia terus berusaha untuk menjauhkan manusia
dari aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah Jalla wa ‘Ala. Khususnya
kaum wanita yang dijauhkan dari jati dirinya sebagai seorang muslimah
yaitu mengenakan hijab. Berikut ini tahapan-tahapannya.
I. Menghilangkan Definisi Hijab
Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian
apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia
hanya sekadar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada
pakaian syar'i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya.
Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia
telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga.
Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri
yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya,
apapun yang mereka pakai.
Berbeda halnya jika seorang wanita
berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar'i (identitas keislaman),
dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan
saja dan di mana saja, maka hijab syar'i tetap dipertahankan.
Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?
Pertama, Membuka Bagian Tangan
Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan membisikkan
kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka
bagian hasta (siku hingga telapak tangan).
"Ah tidak apa-apa,
kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan setan. Dan
benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan
tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihat nya juga biasa-biasa
saja. Maka setan berbisik," Tuh tidak apa-apa kan?
Kedua, Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan
untuk membisikkan hal baru lagi. "Kini buka tangan sudah lumrah, maka
perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka
bagian atas dada kamu."
Tapi jangan sebut sebagai pakaian
terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah.
Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja
yang terbuka.
Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka
bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang
model bentuk huruf "V" yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian
sensitif lagi dari dadanya.
Ketiga, Berpakaian Tapi Telanjang
Setan berbisik lagi, "Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau
bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. "Banyak
model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat
biar lebih enak dipandang," setan memberi ide baru.
Maka
tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang
tipis bahkan transparan. "Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya
masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar
nampak lebih feminin," begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut
akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin
bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut
oleh Nabi sebagai wanita kasiyat 'ariyat (berpakaian tetapi telanjang).
Keempat, Agak di Buka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan
datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang
sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, "Pakaian seperti
ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak
sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?" Dengan itu kamu
akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik."
Lalu
dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian
bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan
leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. "Yah
tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy," katanya.
Inilah tahapan awal setan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian
masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan
saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar'i yang sebenarnya.Maka kini
mulailah setan pada tahapan berikutnya.
II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit
Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih
ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.
Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit
Setan Berbisik kepada para wanita, "Baju panjang benar-benar membuat
repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang
leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki." Ini
baru agak longgar. "Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju
demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari
jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap
menamakannya dengan jilbab."
Maka para wanita yang terpengaruh
dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak
ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan
suara yang menarik perhatian orang.
Sambungan (II Terbuka Sedikit Demi Sedikit)
Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang
yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik,
"Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya
mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau
langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain
yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di
pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh
senti saja." Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang
terbuka hingga setengah betis."
Benar-benar bisikan setan dan
hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja
yang dibisikkan setan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia
mema-kai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.
Ketiga, Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah
berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita
berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu.
Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, "Ah jelas
enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki
mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus
menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini
lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah
mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan
mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi,
sehingga nampak seluruh betisnya."
Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki," gumamnya.
"Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka
kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih
banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah
berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang
terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti
sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model
pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek
kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang
dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak
mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman."
Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia
kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali
orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan
tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.
III. Serba Mini
Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan
dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain.
"Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya
rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga
benar-benar kelihatan indah."
Maka akhirnya rok mini yang
menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada
yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian
punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini.
Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur,
pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim
dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia
miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah
dicoba. Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan,
ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba
mungkin dan diterima oleh manusia.
Hingga suatu ketika, muncul ide
untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua
wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk
ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang
sering disebut dengan "bikini".
Karena semuanya begitu, maka
harus ikut begitu, dan na'udzu billah bisikan setan berhasil, tujuannya
tercapai, "Menelanjangi Kaum Wanita." Selanjutnya terserah kamu wahai
wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di
tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di
neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu
semua, maka tanggung sendiri semua dosamu" Setan tak mau ambil resiko.
Penutup
Demikian halus, cara yang digunakan syaitan, sehingga manusia
terjeru-mus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama
Muslimah sebagai saudari yang tentunya tidak menginginkan saudarinya
dalam kemaksiatan kepada Allah Jalla wa ‘Ala, segera secepatnya diambil
tindakan.
Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan
dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk
mengatasinya.
Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan
mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para
wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang
menyeng-sarakan, baik di dunia maupun di akhirat.