Selasa, 15 April 2014

kebenaran yang Hakiki





 Bicara masalah kebenaran, setiap orang memiliki persepsi dan pandangannya masing-masing. Semuanya tergantung dari apa yang ia yakini, dan semua menjadi benar karena masing-masing merasa yakin dengan kebenarannya sehingga seringkali tidak bisa dihindari menjadi sebuah perdebatan yang tidak ada ujung dan akhirnya, karena orang biasanya mengklaim kalau dirinya berada di pihak yang benar, itu sah dan normal-normal saja bahkan jarang orang yang mengaku dirinya salah. Tetapi disaat yang diinginkan sebuah kebenaran, dan ternyata kebenaran itu tak sejalan dengan apa yang selama ini diyakini, kurang memuaskan dengan apa yang diharapkan, maka yang terjadi adalah melakukan suatu pembenaran dengan mengacuhkan bahkan menghancurkan kebenaran itu sendiri, sehingga terjebak dalam pola yang begitu mudah melakukan pembenaran atas apa yang telah menimpa hidupnya, dengan berusaha menentramkan hatinya, mengurai dan mencari berbagai alasan dengan menyalahkan situasi bahkan Tuhan nya. Padahal kebenaran tetaplahkebenaran, tak masalah bila ia dibenarkan atau disalahkan, karena ia akan tetap menjadi sebuah kebenaran sampai kapanpun.....kebenaran yang Hakiki hanyalah milik Allah Swt…

“Ketika kita merasa paling benar, maka saat itu dapat dipastikan bahwa kitalah yang pasti salah".




 Al Fudleil bin ‘iyadh menyatakan: Ketika manusia sudah tidak memiliki rasa malu lagi maka tidak ada bedanya dengan bianatang.