Sabtu, 22 Desember 2012

December 2012

Batik Adem. Jogyakarta
Masih Desember
Maaf aku baru pulang pada malam ke-21. Kemarin malam ke 20  terlalu meletihkan. Ya, letih. Benar-benar letih yang menguras energi dan imajinasi. Hufh, tapi sekarang aku tidak mau letih lagi. Mengingatnya pun tidak mau. Letihku sudah diredam oleh waktu, sudah menyatu dengan teriakku di dalam air, lalu menghilang.
Rugi sekali jika aku masih betah digelayuti oleh rasa letih yang tidak mempan disembuhkan pakai count**pain itu. Ini adalah desemberku. Sudah seharusnya aku kembali menjadi aku. Aku tidak mau menjadi orang lain dalam desemberku. Dan tidak pula ada wajah-wajah lain dalam desemberku, hanya aku. Tentu saja, karena desember ini milikku.
Desember. Bukankah ini yang kau tunggu selama 5 tahun. Kau tak akan menjadikannya cerita yang menyedihkan bukan? Imajinasimu terlalu brillian untuk sekedar menjelma menjadi kicauan parau. Sayang sekali kalau energimu hanya terpakai untuk menggerakkan langit lakrimalmu. Kau punya energi berlebih untuk menjadikannya hebat dan istimewa. Bahkan imajinasimu telah jauh melesat sampai 1 tahun ke depan kaaan??? Ingat apa yang akan kau lakukan tahun depan. Ingat project besarmu lima tahun ke depan. Ingat targetmu di 2013. Ah, menyenangkan sekali bermain dengan imajinasi :)
Bukankah ini keahlianmu? Untuk menjadikan luka tidak terasa sakit, untuk menyulam benang-benang kusut menjadi sapu tangan cantik, untuk tetap kering walaupun sedang turun hujan. Bertahun-tahun kau piawai melakukan ini. Dan semuanya baik-baik saja. Lantas apa susahnya untuk menjadikan 9  hari tersisa dalam desember ini menjadi istimewa?
Dan ketika Januari tiba, tinggal lanjutkan hal-hal istimewa yang telah kau lakukan selama desembe