Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Dalam menjalani kehidupan ini, sering kita dihadapkan pada kesulitan.
Terkadang kesulitan itu amat berat sehingga membuat kita hampir putus
asa. Namun, keimanan akan kuasa Allah Ta’ala yang tidak terhingga,
menjadikan kita tetap bersabar dan memiliki harapan.
Sesungguhnya alam semesta berada di bawah kuasa dan kendali Allah
Ta’ala. Semuanya patuh kepada ketetapan dan kehendak-Nya. Tidak ada yang
bisa bergerak atau bertingkah laku kecuali dengan daya, kekuatan,
kehendak, dan izin-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.
Sebaliknya, yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah terjadi.
Allah Mahakuasa melakukan apa saja. Dia mampu menjadikan segala
kemudahan menjadi sesuatu yang sulit, juga sesuatu yang sulit menjadi
mudah. Tidak ada yang susah bagi-Nya, karena Dia Mahakuasa atas
segala-galanya. Karenanya ketika menghadapi kesulitan dan berbagai
cobaan hidup kita tidak boleh putus asa. Masih ada Allah yang bisa kita
minta dan mohon pertolongan-Nya. Maka kita diperintahkan untuk berdoa
saat mengalami kesulitan,
اَللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَ أَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah.
Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi
kemudahan.”
Apakah Doa ini Berasal dari Hadits?
Syaikh Muhammad bin Shalih rahimahullaah dalam salah satu fatwanya
menyebutkan, ”Doa ini, aku tidak mengetahui asalnya (sumbernya) dari
Assunnah, tapi itu banyak diucapkan oleh orang.” Pernyataan beliau
serupa juga didapatkan dalam Kaset “Nuur ‘ala al-Darb” kaset no. 344
menit ke 22. Namun yang benar bahwa doa di atas berasal dari warisan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
اَللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَ أَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah.
Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi
kemudahan.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 2427, Ibnu Sunni dalam
Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 351, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashfahan:
2/305, Imam Al-Ashbahani dalam al-Targhib: 1/131. Syaikh Al-Albani
menshahihkannya dalam Silsilah Shahihah 6/902, no. 2886 dan mengatakan,
“Isnadnya shahih sesuai syarat Muslim.”)
Doa ini juga
disebutkan oleh Pengarang Hisnul Muslim, DR. Sa’id bin Ali bin Wahf
al-Qahthani, pada hal. 90 dengan judul, “Doa bagi siapa yang mendapatkan
kesulitan.” Beliau menyebutkan bahwa Syaikh al-Arnauth menshahihkannya
dalam Takhrij al-Adzkar lil Nawawi, hal. 106.
Makna Doa
Makna dari doa di atas, bahwa Allah tidak menjadikan segala sesuatu
mudah bagi manusia. Tidak ada kemudahan bagi mereka, kecuali apa yang
Allah jadikan mudah. Dan sesungguhnya kemudahan adalah apa yang Allah
jadikan mudah. Sebaliknya, kesulitan dan kesusahan jika Allah kehendaki
bisa menjadi mudah dan ringan. Sebagaimana kemudahan dan perkara ringan
bisa menjadi sulit dan berat, jika Allah menghendakinya. Karena semua
perkara berada di tangan Allah 'Azza wa Jalla.
Maka kandungan
doa ini, seseorang memohon kepada Allah agar memudahkan segala urusannya
yang sulit dan memuji Allah 'Azza wa Jalla bahwa segala urusan ada di
tangan-Nya, jika Dia berkehendak, kesulitan bisa menjadi mudah.
Sebagaimana yang sudah maklum, Allah 'Azza wa Jalla mahakuasa melakukan
apa saja. Dan Dia mampu menjadikan kemudahan menjadi sesuatu yang
sulit, juga sesuatu yang sulit menjadi mudah. Tidak ada yang susah
bagi-Nya, karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Maka kandungan doa ini:
Seseorang memohon kepada Allah agar memudahkan segala urusannya yang
sulit dan memuji Allah 'Azza wa Jalla bahwa segala urusan ada di
tangan-Nya, jika Dia berkehendak, kesulitan bisa menjadi mudah.
Di Samping Berdoa, Apa yang Bisa Dilakukan?
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Allah Ta’ala menjelaskan bahwa cara terbaik untuk meminta pertolongan
Allah dalam menghadapi berbagai musibah (di antaranya kesulitan dalam
hidup) adalah dengan bersabar dan shalat.
Dan dalam sebuah
hadits disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila
dihadapkan pada suatu masalah maka beliau segera shalat. (HR. Abu Dawud
dan Ahmad dari Hudzaifah bin Yaman)
Sedangkan sabar untuk dalam
hal ayat ini ada dua macam, yaitu sabar dalam rangka meninggalkan
berbagai perkara haram dan dosa; dan bersabar dalam menjalankan ketaatan
dan ibadah. Dan bersabar bentuk yang kedua adalah lebih banyak
pahalanya, dan itulah sabar yang lebih dekat maksudnya untuk mendapatkan
kemudahan.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata, “Sabar ada
dua bentuk: bersabar untuk Allah dengan menjalankan apa yang Dia cintai
walaupun berat bagi jiwa dan badan. Dan bersabar untuk Allah dari segala
yang Dia benci walaupun keinginan nafsu menentangnya. Siapa yang
kondisinya seperti ini maka dia termasuk dari golongan orang-orang yang
sabar yang akan selamat, insya Allah.” (Dinukil dengan ringkas dari
Tafsir Ibnu Katsir dalam tafsir ayat di atas)
Sabar ada dua
bentuk: bersabar untuk Allah dengan menjalankan apa yang Dia cintai
walaupun berat bagi jiwa dan badan. Dan bersabar untuk Allah dari segala
yang Dia benci walaupun keinginan nafsu menentangnya. (Abdurrahman bin
Zaid bin Aslam)
Beberapa Doa Lain Untuk Mendapatkan Kemudahan:
Doa ketika ditimpa musibah dan kesusahan:
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ
“Wahai Yang Maha Hidup Kekal, Yang terus menerus mengurus ( mahluk-Nya
), hanya dengan rahmat-Mu saja, saya meminta pertolongan.”
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ
بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ
Dari Anas bin Malik berkata, “Adalah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apabila menghadapi suatu
masalah, beliau berdoa,”Wahai Yang Maha Hidup Kekal, Yang terus menerus
mengurus ( mahluk-Nya ), hanya dengan rahmat-Mu saja, saya meminta
pertolongan.” (HR. al-Tirmidzi no. 3524. Dihassankan oleh Al-Albani
dalam Silsilah Shahihah, no. 3182)
Doa Nabi Yunus saat berada di perut ikan:
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS.
Al-Anbiya’: 87)
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu
berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Doa Nabi Yunus
taatkala ia berada di dalam perut ikan: Bahwa tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang zalim. Sesungguhnya tak seorang muslim
yang berdoa kepada Rabb-nya dengan doa tersebut dalam kondisi apapun
kecuali Allah akan mengabulkan untuknya.” (HR. al-Tirmidzi no. 3505 dan
dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah Shahihah no. 1644)
Dan
dalam Riwayat al-Hakim, Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
”Maukah aku beritahukan kepadamu sesuatu jika kamu ditimpa suatu
masalah atau ujian dalam urusan dunia ini, kemudian berdoa dengannya.”
Yaitu doa Dzun Nun atau Nabi Yunus di atas.
Doa saat keluar dari rumah:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya.”
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam
bersabda, “Apabila seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca,
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan
kekuatan kecuali dengan-Nya.” Beliau bersabda, Dikatakan pada saat itu,
“Engkau telah diberi petunjuk, dicukupkan, dan dijaga. Maka Syetan
menjauh darinya sehingga syetan yang lain berkata kepadanya, “Kaifa laka
birajulin? (Apa yang bisa engkau lakukan terhadap seseorang) yang telah
diberi petunjuk, telah dicukupkan, dan telah dijaga?” (HR. Abu Dawud
no. 4431, al-Tirmidzi no. 3348, Ibnu Hibban no. 823, dan Ibnu Sunni
dalam ‘Amal al-yaum wa al-Lailah, no. 177. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi no. 3426, Al-Misykah no. 2443, juga
dalam Al-Kalim al-Thayyib) dan masih ada beberapa doa lainnya.
Penutup
Sebaiknya seorang muslim membiasakan diri dengan doa yang diajarkan
oleh sunnah dalam menghadapi kesulitan. Karena orang yang
mengajarkannya, yaitu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, adalah manusia
paling tahu dengan doa yang pas dan paling bermanfaat. Dan hendaknya
juga memilih doa-doa yang shahih saja, karena ada beberapa riwayat yang
menyebutkan atau berisi permohonan kemudahan namun dhaif. Karenanya,
penting bagi kita mencatat dan menghafal doa-doa yang diajarkan oleh
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam baik yang bersifat umum atau terikat
dengan waktu dan tempat. Walaupun tidak ada larangan untuk berdoa dengan
kalimat dan bahasa apapun, karena Allah Mahatahu terhadap apa yang
disampaikan hamba-Nya. Wallahu Ta’ala a’lam. Wallahu Ta'ala a'lam